Sosialisasi


MODUL
SOSIALISASI



Mata Pelajaran
:   Sosiologi
Standar Kompetensi Kelulusan (SKL)
:   Menjelaskan proses sosialisasi dalam pembentukan  
    kepribadian
Kemampuan Yang diuji :
Mengidentifikasi bentuk sosialisasi melalui berbagai media dalam pembentukan kepribadian

URAIAN MATERI

1. Proses sosialisasi Dan Pembentukan Kepribadian
            Menurut Yinger, Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
            Dalam sosiologi, istilah kepribadian dikenal dengan sebutan diri (self). Sosialisasi bertujuan untuk membentuk diri seseorang agar dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat dimana ia tinggal.
            Menurut Bruce J. Cohen, sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan masyarakat, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agara berfungsi baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu kelompok.

            Menurut George Herbert Mead, ketika manusia lahir ia belum mempunyai diri (self). Diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interkasi dengan anggota masyaakat lain. Setiap anggota baru dalam masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat, yang disebut dengan Role Taking (Pengambilan Peran).

Tahapan Perkembangan Diri Manusia

1. Tahap Persiapan (prepatory stage)
            Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri sendiri. Contoh : kata makan diajarkan ibu kepada anaknya diucapkan “mam”

2. Tahap Meniru (play stage)
            Tahapan dimana seorang anak mulai meniru peran yang dijalankan oleh oang disekitarnya (orang tua, kakak, tetangga atau orang yang berinterkasi dengannya). Contoh : seorang anak kecil bermain menjadi dokter. Pada tahap ini anak belum memahami mengapa dokter menyuntik pasien.

3. Tahap siap Bertindak (game stage)
            Tahapan ini anak mengetahui peran yang harus dijalankannya dan peran yang dijalankan orang lain. Contoh Dalam bermain sepak bola, ia menyadari peranannya sebagai wasit, kipper.
4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
            Tahapan ini anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas  (masyarakat), tidak sekedar orang-orang sekitarnya. Contoh : Sebagai siswa ia memahami peran guru.

Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian

1. Warisan biologis (keturunan)
            Berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Warisan biologis menyediakan bahan mentah kepibadian dan bahan mentah ini dapat dibentuk dengan berbagai cara. Contoh :IQ anak angkat lebih mirip dengan orang tua kandungnya daripada orang tua angkatnya.



2. Lingkungan fisik
                                                                                         
            Perbedaan perilaku kelompok disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi, sumber alam.C contoh: orang yang hidup di pergunungan mengembangkan pertanian akan berbeda kepribadiannya dengan orang yang hidup ditepi pantai sebagai nelayan.
                       
3. Kebudayaan
            Setiap kebudayaan menyediakan seprangkat norma yang berbeda dari masyarakat satu ke masyarakat lainnya dan mempengaruhi kepribadian anggotanya. Contoh : Suku suni di Meksiko mengharuskan setiap anggotanya memiliki rasa malu dan mengendalikan diri.

4. Pengalaman kelompok
            Kadangkala ukuran penilaian antarkelompok saling berbeda. Ada kalanya seseorang dihadapkan pada model-model perilaku yang pada saat yang sama bisa dicela, didukung, dikaui atau dikutuk oleh kelompok lain. Untuk seseorang harus mampu untuk memilah-milahkannya. Contoh : jika seorang anak kurang diperhatikan oleh keluarganya, anak itu menjadi  nakal karena merasa tidak dihargai dan tidak berkemampuan. Ia akan bergabung dengan kelompoknya yang mempunyai perilaku yang sesuai dengannya.

5. Pengalaman unik
            Tidak seorang pun mempunyai pengalaman atau latar belakang yang persis sama.Contoh : Orang tua memperlakukan anak gadisnya seperti anak yang tidak menarik. Perlakuan tersebut mempengaruhi pembentukan pribadinya sehingga menjadi kurang percaya diri dan bertindak ragu-ragu.

Agen sosialisasi

1. Keluarga (kinship)
            Pada keluarga inti, agennya adalah ayah, ibu, saudara sekandung dan saudara angkat. Sedangkan pada keluarga luas adalah kakek, nenek, paman, bibi. Pada masa sekarang seperti baby sister
contoh : anak akan displin jika pola perilaku anggota keluarganya cenderung displin.

2. Teman bermain/kelompok sebaya atau sepermainan (peer group)
            Kelompok sebaya dialami anak setelah ia mampu berpergian ke luar rumah atau beriterkasi dengan keluarga lain.Contoh : bermain dengan teman tidak boleh curang. apabila curang maka teman-temannya tidak mau lagi bermain dengannya.

3. Sekolah
            Agennya adalah lembaga pendidikan formal atau sekolah. Sekolah mempersiapkan untuk peran-peran baru di masa mendatang saat ia tidak lagi bergantung kepada orang tuanya. Di sekolah seseorang belajar membaca, menulis, berhitung, belajar aturan –aturan kemandirian, prestasi, universalisme, kekhasan. Contoh : seorang anak dirumah mengharapkan bantuan orang tuannya dalam meyelesaikan pekerjaannya tetapi di sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh tanggung jawab

4. Media Massa
            Agennya terdiri dari media cetak (surat kabar, nmajalah) dan media elektronik (radio. internet). contoh : penayangan film-film butal dank eras melalui televisi dapat menimbulkan perilaku keras.
 
5.Agen-agen lain
            Agen ini terdiri dari institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyaakat dan lingkungan pekerjaan.            






Faktor-Faktor yang mempengaruhi Sosialisasi

1. Kematangan fisik seseorang

            Kematangan fisik berkaitan dengan usia seseorang.Kematangan fisik diperlukan untuk mensosialisasikan cara-cara berbahasa dan melakukan beberapa keterampilan  dasar.

2. Lingkungan atau sarana sosialisasi
            a. interaksi dengan sesame. Interkasi ini diperlukan untuk pertumbuhan kecerdasan dan emosional serta untuk mempelajari pola-pola kebudayaan dan cara-cara berpartisipasi dalam masyarakat.
            b. Bahasa. Bahasa dipergunakan untuk memahami symbol-simbol kebudayaan lainnya, memahami realitas social, mengkomunikasi gagasan, dan menyatakan pandangan kepada orang lain.
            c. Kasih sayang.Kasih saying diperlukan bagi kesehatan mental dan fisik seseorang dan juga sebagai sarana komunikasi dan bekerjasama dengan cara saling menguntungkan.

3. Keinginan yang kuat
            Faktor terpenting adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dengan baik, kepuasan untuk mencapai prestasi. Contoh :Seorang siswa memperoleh nilai bagus merupakan hal yang penting. Jika ia menyadari , seorang siswa akan belajar lebih rajin lagi agar selalu mendapatkan nilai bagus.

Bentuk/Jenis sosialisasi

1. Sosialisasi Primer
            Sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, dimana ia belajar menjadi anggota masyarakat. Sosialisasi ini mempengaruhi anak untuk dapat membedakan dirinya dengan orang tuanya.

2. Sosialisasi Sekunder
            Memperkenalkan individu ke dalam lingkungan diluar keluarganya seperti sekolah, lingkungan bermain. Bentuknya dapat resosialisasi (pemberian identitas baru) dan desosialisasi(pencabutan identitas diri yang lama). Contoh : seorang murid dari SMP ke SMA mengalami proses resosialisasi yang didahului desosialisasi dengan symbol mengganti pakaian putih biru menjadi putih abu-abu.

Tipe Sosialisasi

1. Formal
            Sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku seperti pendidikan di sekolah.

2. Informal
            Sosialisasi yang terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan seperti teman, club

Pola Sosialisasi

1. Sosialisasi Represif (Represi)
            Sosialisasi yang menekankan pada penggunaan hukuman terhadapa kesalah yang dilakukan individu. Ciri lain adalah penekanan pada penggunaan materi dan imblan, kepatuhan anak kepada orang tua,penekanan yang bersifat satu arah, non-verbal dan berisi perintah. Penekanannya terletak pada orang tua dan keinginan orang tua dan peran keluarga sebagai significant others.

2. Sosialisasi Partispatoris
            Pola perilaku dimana anak dieri imbalan ketika berpeilaku baik. hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses ini anak diberi kebebasan. Penekanan pada interaksi dan komunikasi lisan.Keluarga menjadi generalized others.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar